5.7.09

Himpitan Hari-Hari 4

; Secangkir Kopi di Ujung Pagi

Ketika ku bangun kulihat kau membuka pintu ruangan ini
Lalu menata kembali lembaran-lembaran yang telah kuacak-acak semalam
Kau tidak bicara, dan aku pun enggan menyapa
Tapi sorot matamu mengatakan bahwa kau telah membunuh rembulan semalam
Aku tak peduli, toh aku telah menemukan beberapa bintang di seberang mimpiku
Kini tinggal bisa atau tidak aku menjaring bintang-bintang itu

Kau tawarkan kopi, tapi aku enggan meminumnya
Sebab mulutku masih busuk karena arak semalam
Tubuhku pun masih malas bergerak
Aku hanya ingin duduk dan diam beberapa saat
Lalu membakar rokok dan segera ke kamar mandi
di sana akan kucoba menyusun kembali kisah semalam
Paling tidak saat aku bersamamu memaki tirai langit

Sejenak aku berfikir, apakah hari ini aku akan kembali terjebak di pelataran waktu...
Tapi jika aku tidak melangkah, maka selesai sudah kisah ini
Sesungguhnya aku tak ingin terkekang dalam khayalan
Tapi tak ada yang dapat kulakukan
Selain berjalan dan terus berjalan
Meskipun tak pernah ada tujuan yang benar-benar pasti

Apa sebaiknya aku akhiri saja?
Tapi bingkai-bingkai masih tenggelam di dasar kolam
Meskipun kosong, tanpa secoret pun warna di dalamnya
Atau aku mulai lagi dengan kisah baru?
Meskipun cerita sebelumnya belum selesai
Tapi, bukankah akhir cerita tidaklah terlalu penting??
(paling tidak menurutku)
Baiklah... aku turuti saja kemauanmu
Aku masih punya sisa-sisa kertas
Mungkin kau juga ingin ikut bercerita...
Atau lebih baik kita pulang saja...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Apapun yang kalian katakan akan sangat berarti bagiku