5.7.09

Dendam

Dari kejauhan kudengar kau berteriak
Memaki dan menghujat kedatanganku
Tapi aku kini benar-benar tak peduli
Dengan amarah ataupun kebencianmu padaku
Aku masih saja melangkah
Mencoba untuk kembali meruntut sejarah
Pada rumah dan jalan pulang

Dulu aku memang seorang pecundang
Hanya mampu lari meninggalkanmu dalam derap derita
Karena aku memang benar-benar telah bosan
Setiap hari hanya memenggal kepala-kepala
Juga menyirami bunga-bunga yang kau tanam... dengan darah
Aku sendiri juga ingin menguliti bangkai itu!!!
Tapi kau lebih dulu telah membakarnya dengan sorot matamu

Kini kulihat kau telah mengacungkan golok itu padaku
Mengancam untuk memenggal kepalaku
Tapi aku tetap tidak akan menghentikan langkahku
Sebab rembulan malam ini telah sempurna melebarkan senyumnya
Dan tanah yang kujejak pun semakin mengeras

Ketika ku sampai segera kutumbukkan mataku pada sorot matamu
Hingga kau benar-benar tak mampu bergerak...
Lolongan marahmu kini benar-benar telah tercekat
Dan segera kuhamburkan segala pelukku
Padamu yang baru saja kutanami sebutir peluru tepat di antara kedua matamu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Apapun yang kalian katakan akan sangat berarti bagiku