25.2.10

Memulai Pengembaraan Baru

Selanjutnya aku telah sampai di dunia baru
Tak ada langkah yang sempurna ukirkan harapan
Hanya sisasisa grafiti yang mulai kabur tertindas keangkuhan
Serasa pulang... Namun aku asing di negeriku

Tuan, selamat pagi. Aku sekarang ada di sini
Untuk melanjutkan langkah yang tertunda kemarin
Meski kau tak suka, aku akan berusaha tetap ada
Lanjutkan saja apa yang telah kau awali
Aku hanyalah pemecah peran yang tak begitu penting
Hanya saja aku mohon untuk tetap tinggal, meski sementara

Dan kau pun hanya sedikit lemparkan senyum
Agak kecut namun aku tak bisa menolak
Sebab aku harus bisa menelan semua yang kau suguhkan

Baiklah aku akan mencoba tetap tenang
Agar sajakku tak mengumpat atau pun memaki
Namu sorotan mataku kini tak lagi lemparkan kesejukan
Sebab sisasisa embun pagi telah hangus terbakar matahari


22.2.10

Selangkah Lagi Kita Sampai Gerbang

Apakah kita harus berhenti sampai di sini?
Atau kita kembali saja ke dunia kemarin?
Ketika tirai panjang mulai tersibak
Keraguanmu memaksaku mempertanyakan kembali arah kita

Aku pun sadar kita telah lama bersama
Memaki matahari dan mencumbui rumputrumput basah
Dan aku masih ingin bersamamu untuk menikmati derai hujan
Meskipun kita harus melalui perjalanan yang melelahkan






20.2.10

Apa Sekarang Waktunya Istirahat

Kini kau kembali membuatku tak bisa teriak
Diammu membuatku menyangkal anggapanku sendiri
Aku tak akan menuntut apapun,
Kecuali sepatah kata yang dapat menghentikan serapahku
Dan kutahu kau masih menyimpan kata itu
Bukan keraguan yang membungkammu
Tapi keinginan untuk benarbenar mengatakannya tanpa harus berteriak

Sampai sekarang aku masih belum juga mengerti
Mengapa kita harus bersembunyi di balik tumpukan bukubuku
Padahal isi pena telah kering menggores segala macam kebodohan
Membuatku semakin muak dengan keindahan pikiran
Dan sungguh kuakui, aku begitu dendam dengan kemolekan khayalan
Maka segera datanglah untuk menjilat ketiakku

Semakin lama kupikirkan, kau malah menyudutkanku pada dilema yang rumit
Memaksaku untuk menjejalkan otak Freud ke dalam saku celanaku
Dan kulihat kau tersenyum pahit untuk kebingunganku
Sudahlah aku takkan memaksamu. Paling tidak untuk saat ini

Lagilagi aku harus mengalah untuk sebuah pernyataan
Isi kepalaku telah habis kau cincang menyertai taburan kuntum itu
Seluruh tubuhku kau lilit dengan aroma nafasmu
Tapi kau belum juga bicara, bicara tentang rembulan dan gemintang
yang sedang bermesraan di balik geliat awan

Aku malu untuk memutar kembali rekaman percakapan kita kemarin
Sebab berbagai alasan memaksamu untuk bicara
Lebih baik aku pergi dari tempat penuh bangkai ini
Tapi jangan cobacoba kau mengikutiku
Saat ini aku sedang ingin sendirian
Menghitung jejakjejak yang telah kutinggalkan pada tanah ini




17.2.10

Petikan Ungkap

I
Kekasih,
Aku menemukan serpihan hati
Tercecer di sudut sebuah taman

II
Kekasih,
Jangan punah rasa
Ketika bedil meletup menyayat sejantung masa
Harihari melompat memakna sayat
Tangisi bingkaibingkai rajaman hunus

Perempuan,
Gegurit tembang melenggang layu
Menyeret pedih derita kanak
Pada sebuah kubangan comber
Aku tersenyum... Menjilat luka...

Di sudut sana wajahmu terbenam kepungan gelak
Sementara abadku telah usai mematri cinta
Namun tak sempat menyentuh tapakmu...






16.2.10

Lukisan Tanpa Judul

Setelah sekian tahun, 3 lukisan ini masih tetap belum punya judul... dan aku masih belum mampu tentukan judul apa yang pntas untuknya...









11.2.10

Membunuh Keangkuhan di Puncak Mahameru

Membakar sudut jiwa ini dengan sisa asa
meski mentari masih terlelap berselimut kabut
Keangkuhanku mengantar tubuh menjejak peraduanmu
Lupakan saja tangisan...
Sebab saat ini aku tak punya waktu untuk manjakan rintihan
Kuharap serapahku tak letih mengecap langkah

Tak usai perjalanan tergapai cahaya
Kegagahanmu selalu kerdilkan tatapanku
Aku tergugu...
Tak habishabis airmata menumpah
Terhapus sudah jejakjejak kesombongan
Di puncak Mahameru keangkuhanku terbunuh letupan debu mu...


Sept, 2009






Mencumbu Beku di Kalimati

Saat langkah terhenti oleh batas detikdetik
Terpaku mata tak bosanbosan
Menyentuh kering rerumput lembut
Sedang bercanda dengan kemuning edelways

Aku tak sanggup bicara
Hanya kebekuan menyergap bersama senyuman sunyi
Kuharap kau tetap di sini
Menemaniku menyeduh kopi dan merajut harihari
Meski kabut tetap angkuh selimuti hamparan pasir Kalimati


Sept, 2009






Setitik Embun di Bibir Ranu Kumbolo

Memaki sunyi...
Tak lelah bibirmu menyapa keletihan peziarah mengurung beku
Kau memberi sentuhan pada layu langkahku
Sendiri tersembunyi di balik tarian rerumputan
Mendendang hembusan...

Jika memang meracun
Hanya musim yang selalu memegang janji
Tangantangan tak bosan mencaci
Kuharap masih selalu ada untuk kusentuh
Mengharap tak pernah mengalir
Kerinduanku tertanam di sini
Pada senyummu...
Terbias setitik embun di bibir Ranu Kumbolo


Sept, 2009






9.2.10

Surat Kepada Sahabat

Secangkir kopi yang kau buatkan untukku malam itu
Sampai sekarang belum ku minum
Karena aku masih ingin menghabiskan waktuku bersamamu
Mengais harapan demi harapan
Serta mengukir komitmen demi komitmen

Pendakian kita belum usai sobat...
Tanah merah itu belum kering
Oleh airmata yang kita tumpahkan bersama
Oleh darahdarah yang kita alirkan bersama
Pada sebuah sumpah suci tanpa pengkhianatan

Kita harus segera melanjutkan pengarungan kita
Meski lautan masih kokoh dalam kemurkaannya
Karena masih ada satu pulau yang harus kita labuhi
Untuk membangun dan meletakkan tujuantujuan yang selama ini belum tercapai
Serta untuk melahirkan dan membesarkan anakanak kita

Jangan sekalisekali kau mencoba terlelap
Karena aku tidak mau hadir melalui mimpimu
Aku pun di sini tak akan terlena dengan khayalanku
Karena aku akan selalu menunggu kedatanganmu
Untuk bersama menghajar congkaknya dunia...



**Apa kabarmu di sana kawan???




Kali Ini Aku BenarBenar Mengantarmu Pergi

Kali ini aku benarbenar mengantarmu pergi
Untun menuntaskan syahwatmu
Yang selama ini tertunda oleh adatadat dan dogmadogma

Kali ini kau benarbenar menjadi lelaki
Dengan gagah berani kau hadapi angkuhnya samudra
Dengan senyum simpul kau tatap mentari senja yang hendak sembunyi
Lari dari seorang lelaki yang hendak memulai pengembaraannya

Kali ini kau benarbenar memulai hidup
Kali ini kau benarbenar akan merasakan asinnya air laut
manisnya air tebu...
Asamnya air jeruk...
Serta pahitnya biji mahoni

Kali ini aku benarbenar mengantarmu pergi
Meski telah kucoba melacurkan senyumku untuk mencegahmu
Tapi kau takkan merubah komitmenmu untuk menjadi lelaki
Kali ini kau benarbenar telah pergi
Meski sebagian jiwamu masih tertinggal di lantai kamarku


Jan,2003
**puisi lama untuk seorang sahabat yang telah pergi




8.2.10

Daydreaming Flies



aku lelah dan ingin merebah
lupakan jengah
memandang harihari tak usai berganti
aku lelah... pada lamunan
sepi...



6.2.10

Hujan Dan Sebatang Rokok

Dia yang telah lama terbungkam dalam sesak kata
Menetes di sela malammalam menghitam
Melarutkan kesedihan tak kurangkurang
Dan sebatang rokok teronggok layu
Tak pernah mampu sirnakan sunyi di sudut otak
Menarilah karena aku tak pernah usai terkekang rindu
Biarlah tetap melantun suarasuara rintik
Sebab tak kunjung harap kau akan tetap melayang
Aku pun masih terjebak dalam maya... imaji... sesat... langkah

Sempurnakanlah...
Sebab hanya kau yang mampu bernyanyi dalam hujan
Hanya sentuhanmu yang mampu hembuskan maya
Aku akan tetap berharap meski semakin larut terbawa kabut
Hanya mampu menahan perihnya harapan
Berteman hujan dan sebatang rokok...





5.2.10

My Angel







Titik Koma

Kau torehkan warnawarna dalam kanvas obrolan
Segumpal keindahan dalam kepalsuan doktrin
Terjelma dalam dogma yang subur terpupuk nafasnafas perkataan
Namun katakata yang berloncatan seakan mencabik tumpukan musim
Menghabiskan sajaksajak yang belum terlahir
Meruntuhkan nadanada yang belum tersusun
Mengubur imaji yang belum terfikirkan

Dari jarimu keluar bayangan ular yang terkapar karena menelan bisa-nya sendiri
Dari jarimu pula kutemukan gairah dendam menusuknusuk di setiap lukisan yang kau buat
Selalu dengan kemarahan kau ukir katakata itu
Selalu dengan kemarahan pula kau termakan kalimatkalimatmu
Tidurkanlah jiwamu meski tubuhmu masih berzina
Supaya dapat kau lukis mimpimimpi yang kau temui
Pula dapat kau tempatkan titik dan koma dalam sisa kanvasmu


Percintaan Kosong

Kubaca ribuan kalimat dalam kertas kosong
Seperti inilah katakata menari menyayat kupukupu
Menjelma harihari tak terhitung
Dalam rintihan dan tangisan patahpatah

Altaraltar masih bersisa harum dupa
Mantramantra masih melekat pada tongkat pendeta
Dan khotbahkhotbah mereka masih terngiang oleh bumi
Tapi aku sendiri telah lenyap bercinta dengan kekosongan
Menapaki nikmat senggama
"Kita telah berkhianat pada zaman"

Bau anyir keringat percintaan pada ranjang peradaban
Telah hilang tertiup angin perubahan
Bilurbilur kenikmatan telah hanyut terbawa jala waktu
Dan tendatenda peziarah telah senyap ditinggalkan
Tapi aku masih di sini mendekap kekosongan

3.2.10

Yang Ini Namanya "AWARD"

Awalnya ga paham maksudnya apa dan untuk apa. Tapi setelah dipikir-pikir ada gunanya juga. Bisa meningkatkan traffic dan meningkatkan jumlah pengunjung. Meskipun sebenarnya dalam masalah blogging aku tidak terlalu memperdulikan hal itu. Bagiku yang penting terus nulis dan berbagi tentang apa saja. Tapi sebenarnya ada hal yang lebih penting lagi dari adanya award berantai ini, bisa meningkatkan pertemanan, menambah jaringan, dan tentu saja memperindah warna hidup dengan pesahabatan lewat blogging ini... hahahahaha... mungkin agak ngelantur ya...

OK langsung saja ni award yang pertama kali aku dapat dari sahabat blog aku namanya Anggie. Nah ini dia awardnya :



Ini adalah backlink award, artinya siapapun yang masuk daftar sebagai penerima award ini, maka akan mendapat backlink sesuai masing-masing urutannya. Berikut rules-nya :



Bagi siapa saja yang menerima award ini diharuskan untuk membagikan kembali award ini kepada sepuluh orang temannya. Selanjutnya, si penerima award harus meletakkan link-link berikut ini di blog atau artikel masing-masing.

Dan selanjutnya award ini akan aku wariskan kepada :
1. Nuyy
2. Hdsence
3. Melartholic
4. LiaLuv
5. Khanza
6. Nayla
7. Shila
8. Andudey
9. Idup Cuma Bentar
10. Shameel Iskandar

(bagi yang sudah pernah menerima award ini, ya ga pa2 lah nerima lagi... kan aku ga tahu...hehehehehehehe)

KEMUDIAN..

Sebelum teman-teman meletakkan link-link di atas, hapus terlebih dahulu peserta nomor 1 dari daftar. Sehingga semua peserta naik 1 level. Peserta nomor 2 menjadi nomor 1, nomor 3 jadi 2, dst. Kemudian masukkan link kamu sendiri di bagian paling bawah (nomor 10). Tapi ingat...!!!, kalian semua harus adil dalam menjalankannya. Jika tiap penerima award mampu memberikan award ini kepada 5 orang saja dan mereka semua mengerjakannya , maka jumlah backlink yang akan didapat adalah:



Ketika posisi kamu 10, jumlah backlink = 1
Posisi 9, jumlah backlink = 5
Posisi 8, jumlah backlink = 25
Posisi 7, jumlah backlink = 125
Posisi 6, jumlah backlink = 625
Posisi 5, jumlah backlink = 3,125
Posisi 4, jumlah backlink = 15,625
Posisi 3, jumlah backlink = 78,125
Posisi 2, jumlah backlink = 390,625
Posisi 1, jumlah backlink = 1,953,125



Dan semuanya menggunakan kata kunci yang kamu inginkan. Dari sisi SEO (Search Engine Optimation) kamu sudah mendapatkan 1,953,125 backlink dan keuntungannya, blog kamu akan mendapatkan traffic tambahan.


Hahahaha... Sebenarnya sih gak mudeng... tapi whatever lah... That's it...
Share to others guys...

Skenario UlatUlat Menggerogoti Rembulan

Drama sepanjang hari tak kunjung usai
Meski ulatulat telah memenuhi sekujur langit
Peran demi peran silih berganti berloncatan
Meski skenario telah menutup halaman terakhirnya

Detik demi detik, menit demi menit
Ulatulat mulai menggerogoti rembulan
Meski tangisan telah meretak dalam pleidoinya
Rembulan kehilangan peran...

La Lune Est Noires

Kutuangkan otakku kedalam sebotol vodka
Demi lari dari sebuah inspirasi buta
Yang semakin lama meracuni sajakku
Untuk melahirkan bayibayi puisi tanpa makna

Kualirkan darahku untuk lautan karma
Semakin lama hingga meluap
Menggenangi peradaban ayatayat tak berayah

Kuzinahkan tubuhku pada kepalsuan sejarah
Untuk mendapatkan kaidah tentang makna
Pada sebuah pengharapan maya
Yakni pekatnya sebuah tujuan

Kulacurkan jiwaku pada senyuman hampa
Untuk menikmati keindahan gelap
Menghayalkan kedatangan hembusan
Meski menusuk jantungjantung kemapanan

2.2.10

Kita Hanya Bisa Diam

Kita masih tetap di sini, kawan
Sementara tanggultanggul itu masih mampat dibungkam pertentangan demi pertentangan
Cangkul dan parang masih menggantung
Di dinding zaman yang telah rapuh dimakan isak dan rintihan
Galenggaleng masih gersang digerogoti kebohongan dan kepalsuan
"Kejujuran telah mati"

Kita masih tetap membisu, kawan
Sementara ilalang yang tumbuh di sawah kita masih dengan congkaknya menarinari
Dengan angkuhnya mereka mendongakkan kepalanya
Yang terbuat dari bangkaibangkai keadilan
Seolah menantang nurani kita untuk lepaskan segala kepalsuan
Yang menyelubungi kisikisi tubuhnya

Kita masih terlelap
Ketika sungaisungai tak hentihenti mengalirkan darah dari kelukaan firmanfirman
Hingga surausurau menjadi singgasana kekejaman
Mereka menyenandungkan lagulagu kematian
Untuk sebuah peradaban yang mulai punah terkikis oleh khotbah suci seorang bajingan yang berkedok dan berlaku selayak seorang kyai
Tapi kita hanya bisa diam
Berharap kesunyian menjelma serapahserapah
"Kita telah lama mati"