Tak masalah jika kau tak ingin menemaniku
Sebab ini hanya imaji dan permainan
Tak perlu kau risau untuk mengumpulkan segala angan
Sebab aku tak ingin membebanimu dengan dunia yang tak pernah kau mengerti
Memang benar barisan kalimatmu kemarin cukup menyesatkanku
Tapi aku tak akan mempermasalahkannya
Dan kau pun bebas untuk menari sesuka hatimu
Sebab aku hanya mampu sedikit goreskan warnawarna
Meski itu pun tak terlalu berarti untuk tarianmu
Lantas bagaimana dengan nyanyian?
Itu pun aku tak mempedulikannya
Sebab bulan hujan selalu datang terlambat
Seperti juga puisimu yang selalu datang terlambat
Untuk menyadarkanku dari imaji sesat tentang rembulan merah
Kali ini aku tak akan mengharapkan kehadiranmu
Meski aku tak pernah bisa menyangkal
Bahwa kaulah satusatunya yang sanggup membaca sorot mataku
Sebab sudah terlalu banyak kicaukicau yang tersedak saat kau mulai bicara
Lebih baik sekarang kita hentikan paduan imaji yang selama ini kita lakukan
Aku sudah cukup merasa terjebak dalam ruang kaca itu
Dan sajakku sudah tak lagi teduh untuk pulangkan mimpi
Semoga kita tak pernah menyesal