27.8.09

Selembar Kertas Kosong

Saat ini hanya terlintas kekosongan dalam otak. Mungkin terlalu lelah setelah berpacu dengan segala keinginan dan ambisi untuk menguasai. Namun hanya kekecewaan yang kini menguasai batin dan membawa torehan luka yang mendalam ketika terlampui oleh bias pertikaian. Sungguh… seolah berusaha menolak takdir. Dengan dalih merasa sanggup merubah keadaan menjadi serba mungkin. Sejenak terfikir “bahwa kita hanya manusia”. Lantas jika kita manusia maka apa harus membatasi keinginan meraih langit? Tapi mengapa harus terkekang dengan segala cambuk malam yang mengusir bintangbintang untuk menari. Seharusnya biarkan saja seperti apa adanya. Namun “ada” ini justru menarik khayalan menjadikannya nyata. Lalu satusatu memisahkan diri dari diri. Mencoba membuat sendiri segala keinginan yang belum terwujud. Sungguh bagaikan selembar kertas kosong yang selalu menjadi kosong. Meski telah kutoreh berbagai coretan dan makian tapi tetap kosong…

Sepintas terfikir ingin bertanya mengapa… Sebab kupikir segala pasti ada sebab. Termasuk kosong. Namun pasti tak ada jawab sebab pasti akan kau sodorkan kosong untuk menutup kosong pada ruang otak kosong. Malang… memang sungguh malang perjalanan waktu di samping ku ini. Sebab selalu kusangkal keberadaannya untuk mengiringi langkahku. Aku tak ingin terbatas oleh pagar waktu. Selalu kusangkal dan kusangkal. Namun Akhirnya ragaku sendiri yang mengalahkan keangkuhanku untuk menyangkal sang waktu… Mengapa Tuhan harus memberi karunia rasa lelah, sementara aku masih merasa kekurangan waktu untuk mengisi segala keangkuhan dalam otakku…
Aku masih selalu merasa seperti kertas kosong … Aku masih selalu merasa tak tahu dan tak mampu melalukan sesuatu… Aku masih selalu merasa tak bisa… Aku masih selalu bodoh…


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Apapun yang kalian katakan akan sangat berarti bagiku