26.8.09

Bulan Hujan dan Perempuan di Sudut Taman

Bulan hujan, kekasih...
Aku belum juga terlelap
Ketakutanku akan jawaban semakin menuntutku untuk lontarkan tanya
Kau masih saja bersiul
Sementara pisaupisau tajam menghunus kata
Bulan hujan, kekasih...
Aku di sini masih saja memeluk rembulan
Bintangbintang mengutukku
Tapi aku akan tetap di sini
Selalu di sini...
Untuk menari...

Bulan hujan, kekasih...
Dan gemerlap rembulan mampu membius relung pertikaian
Aku akan selalu datang
Membawamu merajut bintangbintang
Bulan hujan, kekasih...
Jangan pernah takut akan matahari
Meski sinarnya tajam menghujam
Kita akan berpayung anyamanyam cirrus
Bulan hujan, kekasih...
Bahkan cericit camar iri akan kisah ini...

Bulan hujan, kekasih...
Hadirku kini bukan untuk mengutuk sang hari
Hadirku kini hanya untuk melukis wajahmu
Di kanvas langit dengan gemintang dan taburan sinar rembulan
Bulan hujan, kekasih...
Benarkah kau akan datang
Seperti janji malam pada siang
Purnama ini seperti saat itu
Kau pasti akan datang
Saat cumulus menyergap butir bintangbintang
Aku akan menunggumu menyalami purnama
Meniup sisasisa rindu
Bulan hujan, kekasih...
Aku akan terus menari menjejaki takdir
Aku akan terus menari untuk menunggumu...

Bulan hujan, kekasih...
Temaram rembulan kini enggan bercanda
Sebab dia lelah... sangat lelah...
Memacu bingkaibingkai malam
Mendendang rindu pada garisgaris mimpi
Bulan juhan, kekasih...
Kutunggu kau mengoles jejak
Di sini...
Selalu di sini...

Bulan hujan, kekasih...
Mengecap harihari semakin membawa inginku untuk membasuh wajahmu
Langkahlangkah ini membiru
Membawa titik akhir pada pertikaian
Apa kau masih di sini
Memeluk rembulan dalam redup kabut
Sayu wajah menghias kelam
Mendendang syair pada malammalam bulan hujan
Bulan hujan, kekasih...
Kubunuh ragu untuk berdatang
Menjawab rindu dalam teriak serdadu
Selalu kubawa detikdetik darimu
Untuk dihenti oleh satunya kita

Bulan hujan, kekasih...
Jejakmu yang dulu kau tinggal
Kini semakin memudar di telan kabut
Garisgaris mimpi semakin berpendar
Tapi aku masih menari
Menari untuk memapas rindu
Bulan hujan, kekasih...
Aku masih terus menari
Meski laras senapan telah hentikan detikmu
Sebab masih terus kuyakin
Bahwa pada tujuh purnama bulan hujan kau akan selalu datang

Bulan hujan, kekasih...
Telah bungkam teriak itu
Oleh ujungujung tombak
Meredup sudah bintang dan bulan
Tapi aku akan tetap menari
Pada malammalam bulan hujan
Untuk selalu menyambut hadirmu
Merebut mimpimimpi anakanak beringus...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Apapun yang kalian katakan akan sangat berarti bagiku