5.1.10

Jalan Pulang

Sebuah isyaratkah ini...
Ketika kulihat setangkai mawar hitam
di depan pintu kamarku
Mengingatkan aku pada lentik jarimu
memilin tangkai demi tangkai bunga itu
Yang dulu kita tanam bersama
Dengan cinta kau tiupkan kehidupan di ujung daunnya
Melalui seulas bibir yang biasa menghisap zakarku

Lagilagi anganku terusik dengan datangnya sepasang kupukupu
Sedang menarinari meningkahi aroma sejuk penantian
Hingga memaksaku menulis syair kampung halaman
Belum juga tintaku menggores
Telah patah batang penaku

Lupakah naluriku pada jalan pulang
Tapi sayap ini terlanjur tertancap pada dinding harihari
Mungkin semusim lagi...
Ketika kita telah melupakan mawar itu
Ketika sepasang kupukupu itu telah menetaskan ulatulat
Yang lalu mengunyah kuntum demi kuntum, helai demi helai,
tawa demi tawa, isak demi isak, tetes demi tetes...

Lupakah aku pada jalan pulang...
Ketika sebait puisiku hampir selesai...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Apapun yang kalian katakan akan sangat berarti bagiku