17.1.10

Drama Babak I

(ruang belakang)

Kemudian tanah mengeras pada telapak mimpi
Ketika otak terjepit pada derit retakan kaca
Karena tertindih bayangan usang kampung halaman
Setiap saat meloncat pada panggung drama ruang belakang

Kursi penonton yang tinggal satu itu
Masih tetap kosong tanpa satu pun geliat tertancap
"Tuan, masih ada satu tiket belum terjual..."
(Tiket spesial di kursi berdarah)

Setengah babak telah berlalu
Tapi panggung ruang belakang masih tetap lengang
Sebab pintu skenario masih malas memutar anak kunci
Masih menunggu seluruh kesadaranku tertumpah habis pada sesloki arak cina berasa tawar

Drama ruang belakang mungkin sekedar sebuah skenario kosong...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Apapun yang kalian katakan akan sangat berarti bagiku