18.1.10

Drama Babak III

(agenda kosong)

Tuan yang di ujung sana
Masih merenung memikirkan adegan yang hendak dimainkan
Sembari menyedot dalamdalam sebatang rokok yang belum dinyalakan
Terbenam diantara dua pilihan
Terus bermain atau mengakhiri peran

Mulut tanpa kepala itu bernama sutradara
Dia terus berteriak meminta lakon terus berlanjut
Tapi di tangan kami hanya agenda kosong
Kami hanya bisa menunggu mulut itu menampar tubuh kami
Ke arah peran yang berlanjut

Kami tak dapat memerankan lakon masingmasing
Sebab tubuh kami diikat oleh agenda kosong
Selamanya kosong...
Kosong...
...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Apapun yang kalian katakan akan sangat berarti bagiku