2.2.10

Kita Hanya Bisa Diam

Kita masih tetap di sini, kawan
Sementara tanggultanggul itu masih mampat dibungkam pertentangan demi pertentangan
Cangkul dan parang masih menggantung
Di dinding zaman yang telah rapuh dimakan isak dan rintihan
Galenggaleng masih gersang digerogoti kebohongan dan kepalsuan
"Kejujuran telah mati"

Kita masih tetap membisu, kawan
Sementara ilalang yang tumbuh di sawah kita masih dengan congkaknya menarinari
Dengan angkuhnya mereka mendongakkan kepalanya
Yang terbuat dari bangkaibangkai keadilan
Seolah menantang nurani kita untuk lepaskan segala kepalsuan
Yang menyelubungi kisikisi tubuhnya

Kita masih terlelap
Ketika sungaisungai tak hentihenti mengalirkan darah dari kelukaan firmanfirman
Hingga surausurau menjadi singgasana kekejaman
Mereka menyenandungkan lagulagu kematian
Untuk sebuah peradaban yang mulai punah terkikis oleh khotbah suci seorang bajingan yang berkedok dan berlaku selayak seorang kyai
Tapi kita hanya bisa diam
Berharap kesunyian menjelma serapahserapah
"Kita telah lama mati"

5 komentar:

  1. thanks bung... (sebenarnya saya berharap ada kritikan)

    BalasHapus
  2. KRITIKANNYA:
    1. jujur dunk hehhe
    2. jangan mau diam ayo bicara dgn bicara bukan bebrrti akan menambah perkara kan...
    3. sok tahu bgd nieh daku kok jadi kritikan yg aneh yach?? hehee..


    bagus bermakna skali .. bis mau bilang apa memng bagus sih.

    BalasHapus
  3. @Chomisah : Thanks... memang benar... tapi tak banyak dari kita yang "mampu" dan "mau" bicara... untuk sebuah perubahan...

    Oke tetap semangat ya...

    BalasHapus
  4. Puisi Ini Bagus, Memiliki Kata-kata Miftif Yang Susah Di Mengerti Orang Bodoh...
    Puisi Yang di Bilang Tak Berguna Ini,
    Akan berguna Pada Orang yang Tidak berguna Lagi...
    By... TheOPANzz, Manado.

    BalasHapus

Apapun yang kalian katakan akan sangat berarti bagiku