24.4.15

Kau Masih Setia Melukis Senyum

Sayup mulai kau lantun nadanada
Pada ujung malam yang kian pekat ini
Sekedar ingatkan aku bahwa telah lama kutersesat
Pada jalan fana pintupintu tak habishabis selalu jeratkan angan
"Syairmu telah lumpuh" kau bilang padaku
Entahlah pun aku tak juga temukan kembali
Amarah dari gelisah harihari

Kau sodorkan pena dan kertas seraya tersenyum
Namun hampa jiwa lumpuhkan sendisendi untuk menyambutnya
Entah aku memang benar tersesat
Atau ini sekedar ilusi dari semakin rumitnya putaran bumi
Kau pun tetap setia duduk di depanku
Sambil tebarkan isyarat akan ribuan makna
Yang seharusnya mampu kurangkai
Dalam untaian katakata seperti yang biasa
Aku tetap terpaku
Dan kau masih setia melukis senyuman

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Apapun yang kalian katakan akan sangat berarti bagiku