7.9.09

Pagi yang Merah

sembunyisembunyi kau menatapku dari balik mimpi
setelah kau patahkan malammalam tanpa notasi
aku tak peduli meski masih kau tabur duriduri di atas ranjangku
apa yang kau harapkan?
telah sempurna kau bunuh waktu
hanya saja sebatang korek api ini masih belum terbakar
biarkan kering
embun pun enggan menabur beku
aku memang tak pernah sanggup mengalahkan tipuan khayalan
sebab daya selalu habis terkuras sajak yang tak pernah usai
dan aku selalu terjebak dalam pikiran tanpa dasar
mencoba meraih pagi yang merah dengan sempurna teriak malam
ah, aku membunuh kejujuranku (lagi)
kuharap masih selalu sempat melihatnya bersiul

seseorang menepuk pundak mengajakku bercumbu dengan kesadaran
juga mengingatkan tentang pencuri tak pernah jera
lantas apa yang bisa dilakukan?
toh mereka tak peduli dengan harta miliknya sendiri
apa hujatan masih mampu bungkam teriak dengki nya...
sudahlah, lebih baik memutar lagu sambil menikmati merahnya pagi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Apapun yang kalian katakan akan sangat berarti bagiku