Bicaralah padaku, aku takkan kemana-mana
Dan bidadari di atas sana yang telah letih menari akan segera tersenyum
Kau telah merapatkan tubuhmu pada geliat cahayanya
Dan aku masih ragu pada pandanganku sendiri
Sebab beribu langkah telah terajut
Hanya sekedar untuk melukis sketsa malam
Namun senandung rindu tak juga temukan bayang masa silam
Selanjutnya kau berbisik;
“Sempurnakan hasrat dan nada akan tersusun.
Kau dan aku hanya domba tersesat.
Maka lebih baik kita nyanyikan saja…”
Kau dan aku hanya domba tersesat.
Maka lebih baik kita nyanyikan saja…”
Sayang aku tak pernah sempat membaca mimpimu
Karna aku selalu terlelap lebih dulu sebelum terselimut rembulan; hampa
Pada malam yang tak pernah lelah uraikan pedih
Kembali kau senandungkan mantra penakluk sukma
Dan hanya cahaya redup menerobos ruang renjana
Sejenak kutengadahkan kepala dan hanya sekilas… maya
Seakan aku kembali terjebak pada senandung rembulan
Sungguh tak pernah lelah bayangmu mengejar ku
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Apapun yang kalian katakan akan sangat berarti bagiku