Haruskah aku kehilangan sejuta cahaya
Ketika Jalan yang kutempuh tak juga berujung
Katakata runtuh menjadi tangisan tak hentihenti
Menghitung himpitanhimpitan dalam buku masa silam
Doadoa kini telah menjelma makian
Mengkristal diantara syairsyair tanpa makna
Benarkah telah putus peradilan masa
Aku tengadah di bawah khotbahkhotbah tak pernah terucap
Sajakku telah lama mati diterkam kekejaman sejarah
Anganku tersesat di ganggang kumuh
Dan mulutmulut kesunyian serasa hendak menerkam fikiranku sendiri
Haruskah kulanjutkan perjalanan atau kembali pulang
Tapi ruang ini gelap, sementara tanganku membeku tak dapat meraba
Ingin kutemukan keabadian di seberang mimpiku
Di sana kau senandungkan kidung tanpa katakata
Tapi puisiku masih tercecer belum juga kukemasi
Aku tak mau menyalakan lilin
Karena aku takut dia ikut terbakar
Dalam gelap kuhitung waktuku dengan rumus tangisan
Mendadak tergagap, batinku menjerit tak bosanbosan
Mengapa selalu kutemui jalan buntu
Kapankah kita sampai pada dinding waktu tak pernah runtuh
Seribu tanya tak ada jawab bertubitubi menamparku
Haruskah aku kehilangan masaku
Sementara aku masih ingin mengukir langit dengan katakata...
**Untuk para penderita AIDS di seluruh dunia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Apapun yang kalian katakan akan sangat berarti bagiku